Jujur dalam Membeli
Oleh: Alfa
Selasa, 25 Februari 2014 saya
membeli alat-alat tulis di sebuah toko buku dekat rumah saya. Toko buku itu
lumayan besar. Selain menjual buku-buku untuk TK-SMU dan umum, toko buku itu juga
menjual berbagai macam alat tulis serta alat-alat elektronik seperti laptop,
kamera, dan lain sebagainya. Konsepnya seperti supermarket / minimarket.
Sehingga pembeli tinggal mengambil sendiri barang-barang yang akan dibelinya.
Saya pergi sendiri ke toko buku
itu. Saya naik sepeda melewati jalan raya. Di toko buku tersebut sudah ada
banyak orang yang akan membeli barang-barang kebutuhannya. Ada juga orangtua
yang mengantarkan anak-anak mereka untuk membeli buku-buku pelajaran dan lain sebagainya.
Saya menyusuri rak-rak alat
tulis. Saya akan membeli tempat pensil, pulpen, dan penghapus. Saya
memilih-milih sebentar mana tempat pensil yang cocok bagi saya. Kebiasaan saya,
saya suka menjelajahi seluruh isi toko sebelum saya mengambil barang kemudian
membayarkannya ke kasir.
Setelah menemukan tempat pensil
berwarna biru, saya kemudian meninggalkan rak alat tulis dan mulai menyusuri
rak-rak buku. Saya berhenti di depan rak yang berisi novel-novel dan
melihat-lihat sebentar. Merasa tidak ada novel yang menarik, saya memutuskan
untuk kembali ke rak alat-alat tulis dan mengambil tempat pensil yang tadi
sudah saya pilih serta mengambil pulpen dan penghapus. Kemudian saya pergi ke
meja kasir untuk membayarkan barang-barang tersebut.
Setelah menerima bungkusan
barang-barang tadi dan menerima beberapa lembar uang kembalian, saya mengambil
sepeda saya yang telah saya parkir sebelumnya kemudian pulang.
Hikmah dari cerita diatas:
Toko buku tersebut telah
mengajari kita supaya berbuat jujur dengan cara tidak mengambil barang-barang
tanpa sepengetahuan orang lain.